Insiden Lidia Thorpe Teriaki Raja Charles III di Parlemen Australia: Pada Senin, 21 Oktober 2022, insiden mengejutkan terjadi di Parlemen Australia ketika Senator Lidia Thorpe melancarkan protes keras terhadap Raja Charles III. Thorpe menuding kerajaan Inggris telah melakukan penjajahan dan genosida terhadap penduduk asli Australia. Ia menuntut pengembalian tanah, tulang, dan permintaan perjanjian formal antara Inggris dan masyarakat adat. Insiden ini mencerminkan ketegangan lama terkait warisan kolonialisme di Australia dan menambah kompleksitas hubungan modern negara tersebut dengan monarki Inggris.
Insiden di Parlemen: Protes Keras terhadap Raja Charles III
Raja Charles III, bersama Ratu Camilla, mengunjungi Parlemen Australia sebagai bagian dari lawatan resmi selama sembilan hari ke Australia dan Samoa. Namun, situasi memanas ketika Lidia Thorpe, seorang senator dan aktivis hak-hak masyarakat adat, melontarkan kritik tajam kepada Raja Charles. “Ini bukan tanah Anda. Anda bukan rajaku,” teriak Thorpe saat dikawal keluar oleh petugas keamanan.
Tuduhan Genosida dan Penjarahan Warisan Masyarakat Adat
Thorpe menuduh kerajaan Inggris melakukan genosida terhadap rakyat asli Australia dan menjarah tanah serta tulang-tulang leluhur mereka. “Anda melakukan genosida terhadap rakyat kami,” ujarnya dengan lantang. Thorpe menuntut pengembalian warisan dan permintaan maaf resmi, termasuk perjanjian yang menghormati hak-hak masyarakat adat.
Tuntutan untuk Perjanjian Formal
Insiden Lidia Thorpe Teriaki Raja Charles III di Parlemen Australia: Salah satu poin utama dalam protes Thorpe adalah ketiadaan perjanjian formal antara Inggris dan penduduk asli saat kolonialisasi terjadi. Australia, tidak seperti Selandia Baru dan Kanada, tidak memiliki perjanjian serupa yang secara resmi mengakui hak-hak masyarakat adat. Thorpe menyerukan pengakuan formal dan perjanjian yang mengakui hak kedaulatan serta kesetaraan bagi masyarakat adat.
Respons Raja Charles III dan Keamanan di Parlemen
Raja Charles III tidak menanggapi secara langsung protes tersebut dan tetap berbicara dengan pelan kepada Perdana Menteri Anthony Albanese. Petugas keamanan segera mengawal Thorpe keluar dari aula untuk mencegahnya mendekati Raja. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana kunjungan kerajaan ke Australia masih menjadi momen kontroversial bagi sebagian kalangan, terutama aktivis masyarakat adat.
Perjuangan Lidia Thorpe untuk Hak-Hak Masyarakat Adat
Lidia Thorpe dikenal sebagai advokat vokal yang memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Australia. Ia sering menyoroti ketidakadilan historis dan menuntut pengakuan serta reparasi bagi komunitas adat. Bagi Thorpe, kunjungan Raja Charles III merupakan pengingat atas warisan kolonialisme yang belum terselesaikan di Australia.
Kontroversi Seputar Monarki Inggris di Australia
Insiden ini mencerminkan sentimen anti-monarki yang semakin berkembang di Australia. Beberapa pihak mempertanyakan relevansi monarki Inggris di negara tersebut dan menyerukan peralihan ke republik. Meskipun Raja Charles III berusaha memperkuat hubungan dengan negara-negara Persemakmuran, perlawanan terhadap monarki tetap kuat di kalangan masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh kolonialisme.
Kunjungan Raja Charles III dan Maknanya bagi Australia
Kunjungan sembilan hari Raja Charles III ke Australia dan Samoa merupakan perjalanan luar negeri besar pertamanya setelah diagnosis kanker yang ia terima awal tahun ini. Selain menjalin hubungan diplomatik, kunjungan ini juga diharapkan dapat memperbaiki hubungan dengan negara-negara Persemakmuran, termasuk Australia, yang sedang mempertimbangkan statusnya sebagai republik.
Isu Rekonsiliasi dan Hak Masyarakat Adat
Protes Thorpe menyoroti isu rekonsiliasi yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Australia. Meskipun pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakat adat, banyak kalangan merasa bahwa upaya tersebut belum cukup. Rekonsiliasi sejati membutuhkan pengakuan formal atas hak-hak masyarakat adat dan perjanjian yang menghormati kedaulatan mereka.
Respon Pemerintah Australia
Perdana Menteri Anthony Albanese menolak memberikan komentar langsung tentang insiden tersebut, namun menegaskan bahwa pemerintahnya berkomitmen untuk memperbaiki hubungan dengan masyarakat adat. Pemerintah Australia sedang mempertimbangkan referendum untuk mendirikan Dewan Suara Adat yang akan memberikan perwakilan resmi bagi masyarakat adat di parlemen.
Tuntutan untuk Pengembalian Artefak dan Sisa Manusia
Thorpe juga menyinggung permintaan pengembalian tulang dan artefak leluhur masyarakat adat yang saat ini disimpan di museum-museum Inggris. Isu ini telah menjadi sumber ketegangan dalam hubungan Australia dan Inggris, dengan semakin banyak tuntutan untuk memulihkan barang-barang budaya kepada pemilik aslinya.
Gerakan Republik di Australia
Insiden Lidia Thorpe Teriaki Raja Charles III di Parlemen Australia: Insiden ini memberikan dorongan baru bagi gerakan republik di Australia. Semakin banyak warga Australia yang merasa bahwa sudah saatnya negara tersebut memutuskan hubungan formal dengan monarki Inggris dan menjadi republik penuh dengan kepala negara terpilih.
Dampak Kunjungan Raja Charles III terhadap Opini Publik
Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi publik untuk mengevaluasi kembali hubungan Australia dengan monarki Inggris. Meskipun ada yang mendukung monarki, protes seperti yang dilakukan oleh Thorpe menunjukkan bahwa masih ada luka sejarah yang belum sembuh di masyarakat Australia.
Tantangan untuk Masa Depan Monarki di Australia
Raja Charles III menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan relevansi monarki di negara-negara Persemakmuran, termasuk Australia. Dengan meningkatnya seruan untuk republik dan pengakuan hak-hak masyarakat adat, monarki Inggris harus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman atau menghadapi risiko kehilangan dukungan.
Kesimpulan: Rekonsiliasi, Perubahan, dan Masa Depan Australia
Insiden Lidia Thorpe di Parlemen Australia adalah pengingat bahwa warisan kolonialisme masih mempengaruhi hubungan antara Australia dan monarki Inggris. Untuk mencapai rekonsiliasi sejati, diperlukan langkah konkret berupa pengakuan hak-hak masyarakat adat dan perjanjian formal. Di saat yang sama, Australia juga perlu memutuskan apakah monarki Inggris masih memiliki tempat di masa depan negara tersebut.